All This Time

by - November 27, 2011

Sudah selama ini aku mencoba melupakannya. Mencoba melupakan kejadian itu, yang membuatku selalu ingin menangis lagi setiap kali aku mengingatnya. Betul sekali. Melupakan kejadian itu sama dengan melupakanmu. Susah. Banget. Sudah berbulan-bulan. Aku mencoba, terus. Kalian nggak tahu? Dulu rasanya begitu mudah bagiku dekat dengannya. Jadi, ya, betul, aku belum bisa move on.

Move on dari phobia-ku.

Aku takut tikus -_-

Aku nggak curhat soal cowok. Ya nggak tau juga sih kalau tikus yang nabrak aku dulu itu pejantan tangguh atau gimana -_- Tapi kalau aku sekarang jadi takut sama tikus-tikus, jangan salahin aku. Salahin aja tikus pitak itu. Dengan polosnya dia nabrak kaki anak TK mungil dan imut kayak aku! (Ceritanya dulu waktu ditabrak tikus aku masih duduk di bangku TK)

Iya, gara-gara itu aku jadi takut tikus. Aku bener-bener nggak pingin lho takut sama tikus. Aku juga mikirin perasaan mereka. Andaikata salah satu tikus itu ada yang phobia sama manusia dan andaikan dia bisa ngomong, pasti dia jerit-jerit waktu lihat aku. Terus perasaanku bakal terluka. Emang aku seserem itu ya, sampai tikus bisa sampai nangis kalau lihat aku? Pasti aku galau dong. Bener, aku ngerti kok perasaan tikus-tikus itu (kalau mereka punya perasaan sih). Aku nggak bermaksud melukai hati nurani mereka.

Sebenernya mereka lucu sih... kalau dilihat dari jarak tiga kilometer ._.v

Mmmm oke nggak gitu. Coba kita inget-inget bentuk tikus yang imut itu. Badannya yang lonjong dengan bulu abu-abu, kumis panjangnya yang selalu naik turun, hidungnya yang bulat dan pink, telinganya yang bunder, buntutnya yang panjang, cakarnya kecil-kecil.... IDIH JIJIK!!! -______________- 

Asli aku merinding nulisnya -_- Ini bagai nulis kisah horor, padahal penulisnya takut sama kuntilanak. By the way, aku beberapa kali pernah lihat makhluk halus dan stay cool (soalnya mereka nggak mengganggu juga sih, ngapain juga aku jejeritan kayak orang sinting?). Tapi aku langsung lari tunggang langgang kalau lihat tikus.

Sebenernya yang nggak normal siapa?

Aku juga udah mempertimbangkan masak-masak buat berhenti takut sama tikus setelah nonton Ratatouille (bener nggak nih tulisannya? -_-). Aku coba menatap tikus-tikus di film Ratatouille itu. Ya, itu emang kartun sih, tapi tikusnya lumayan mirip yang asli kok. Pelan-pelan, aku mencoba membayangkan si Remi (tokoh tikus utama di Ratatouille) ada di kakiku. Terus aku membayangkan mengulurkan tangan, lalu si Remi naik ke tanganku. Cakar-cakar kecilnya mengenai kulitku...

Hasilnya?

Aku bergidik ngeri. #edisibenerbenergagalmoveon

Yak, capek deh nulis posting ini. Aku tetep nggak berani pasang gambar tikus. Ciao! *mendadak pergi*

You May Also Like

0 komentar