Satu Kalimat

by - November 11, 2011

Dulu waktu SMP aku pernah ditantang sahabatku, Berta, buat nulis satu kalimat yang panjang. Temen kakaknya Berta memecahkan rekor 80 kata dalam satu kalimat, kalau nggak salah. Aku tertantang, dan nyoba langsung bikin di buku tulis. Hasilnya? Satu kalimat dengan 120 kata! Ha, itu gara-gara aku baru baca Brisingr malamnya. Tau sendiri kan kata-kata di buku Brisingr sepanjang apa dan seribet apa. Tapi entah buku itu sekarang ngetem di kerdus mana, jadi aku memutuskan bikin lagi. Cekidot!

Hutan Hujan Gelap Alagro yang terletak sejauh dua atau tiga hari perjalanan melelahkan ke utara dari Teluk Bahema memang dijauhi oleh penduduk setempat baik karena kegelapan tanpa setitik pun cahayanya yang sama sekali tidak wajar, suara-suara asing dari dalam hutan yang membuat siapapun akan melompat kaget dan sejurus kemudian menyadari bahwa bulu tengkuk mereka berdiri, kabut dinginnya yang menekan paru-paru seakan tidak membiarkan kita untuk menghirup udara, atau pohon-pohon tuanya --yang bahkan tidak diketahui namanya oleh para tetua desa bijak atau petualang yang mencintai ketegangan, yang sudah ratusan kali berjalan keluar masuk hutan semacam ini-- yang tampak sangat kuno dengan akar-akar yang besar-besar dan mengikat tanah dengan kuat seakan mereka begitu lama berdiri di sana untuk melindungi rahasia besar jauh di kedalaman jantung hutan seperti benteng-benteng penghalau tentara lawan yang dibangun oleh budak kerajaan di sekitar kastil-kastil megah di ujung negara jauh bahkan sebelum kelahiran ayah raja-raja yang memimpin sekarang; melindungi segala macam misteri di balik suara-suara mencengangkan itu, melindungi apapun alasan yang membuat kabut di hutan itu begitu tebal dan berat, melindungi segala macam satwa yang konon katanya sangat langka dan tidak pernah dilihat oleh siapapun, melindungi semua makhluk di dalamnya; mereka bersikukuh dan kompak membentengi hutan dari dunia luar.

Nah, itu 202 kata. Jangan heran, biar imut gini aku penggemar novel fiksi terjemahan lho. Makin tebel novelnya, makin seru bacanya. Huahahahahaha. Sampai ada yang kaget waktu aku bilang aku lagi baca novel yang tebelnya 600 halaman.

"Hah? Apa nggak juling nanti tuh mata baca buku setebel itu?"


HUAHAHAHA. HIDUP MEMBACA!

You May Also Like

0 komentar