Kayaknya Mereka Salah Gaul Deh

by - Maret 21, 2011

Ceritanya aku baru aja pulang les fisika. Aku mampir ke rumahku yang lama sekalian maghriban di situ. Nah, sambil nunggu adzan maghrib berkumandang, aku duduk-duduk di pos ronda sambil nemenin ibuku yang lagi ngobrol sama tetanggaku. Di situ aku lihat tiga anak kecil cewek yang pake rukuh berkibar-kibar. Mmm... mereka manusia kok, bukan setan, meskipun waktu itu keadaan remang-remang. Aku yakin mereka manusia.

Aku merhatiin mereka main-main. Lamaaa banget aku ngeliatin mereka, soalnya aku mikir, apa aku dulu kayak gitu ya waktu kecil? Maghrib-maghrib ke masjid buat sholat jamaah sama temen-temen, bukannya panik karena belum ngerjain tugas Bahasa Inggris; ketawa-ketawa tanpa perlu mikirin mau ulangan Fisika; dsb. Envy banget nggak sih? Mereka lucu banget sumpah.

Akhirnya para Trio Kuwek-kuwek itu sadar aku merhatiin mereka. Mereka langsung cengengesan bahagia. Aku juga ketawa sambil bilang "Halo, dek!" sok akrab. Trio Kuwek-kuwek itu lalu pergi ke masjid sambil jingkrak-jingkrak meninggalkan aku yang envy berat karena sadar mereka nggak perlu remidi Ekonomi.

Habis itu aku ke masjid juga. Sambil membawa mukena pinjaman dari tetangga, aku masuk ke serambi masjid. Jelas aja di situ ada Trio Kuwek-kuwek. Mereka menyambutku bagai Rapunzel yang balik ke istana (??). 

Kemudian....

"Eeeeh mbaknya lagii!" kata Kuwek #1 (anyway, don't blame me, aku nggak tau nama mereka).
"Eeeh adeknya lagi!" balasku nggak penting.
"Salaman dulu mbak!" kata Kuwek #3 sambil nyalamin aku dan cium tanganku dengan sopan diikuti Kuwek #2 dan Kuwek #1. Woi, anak-anak ini kenapa sih sebenernya?
"Mbaknya Islam apa Kristen apa Katolik sih mbak?" tanya Kuwek #2.
Oke, menurutku pertanyaan itu bener-bener aneh. Tapi aku tetap menjawab sambil tersenyum cerah, "Islam dek, kan ini mau sholat."
"Oh mbak mau sholat!" Kuwek #3 ikut ngomong. "Nanti sholatnya di sebelahku aja ya mbak!"
Hmm... apa aku sebegitu mempesonanya? "Oke, deh," jawabku sambil beranjak mau naruh mukena.
"Sebelah sini aja mbak! Sebelah sini!" Kuwek #2 menunjukkan tempat di sebelah mukenanya.
Tetanggaku yang lihat aku lagi dikeroyok tiga anak kecil yang kayaknya belum pernah liat Beyonce manggung (iye, gue tau emang gak ada hubungannye!) itu langsung godain si Trio Kuwek-kuwek, "Enggak kok, Mbak Anggi kan mau sholat di depan!"
"Aaaaa nggak bolehh!" Kuwek #1 ngerayu.

Dan aku langsung kabur buat wudhu. Selesai wudhu, anak-anak itu masih mengeroyokiku. Tapi yang bikin terharu adalah mereka menggelarkan sajadah buatku. Hiks, hiks, anak-anak yang baik! Waktu mau sholat, mereka rebutan pengen di sebelahku. Terus waktu aku mulai sholat, mereka baru mulai. Dasar anak kecil labil -_-

Setelah selesai sholat dan salam seperti biasa aku berdzikir dan berdoa untuk kedua orangtuaku & orang-orang yang kucintai (ceileh).

"Aku juga berdoa ah kayak mbaknya," kata salah satu Kuwek itu, entah yang mana.
Mereka mulai berdoa. Apa pun doa mereka, semoga mereka nggak doain aku nyemplung sumur terus dimakan Sadako. Terus waktu aku selesai, baru deh mereka mencopot rukuhnya.
"Mbaknya rumahnya mana sih mbak?" tanya Kuwek #1.
"Mbak namanya siapa?" tanya Kuwek #2 barengan sama Kuwek #1.
Apa-apaan ini? Interogasi? Aku menjawab pertanyaan bahwa namaku Anggita (kali ini aku terpaksa nggak mengaku kalau namaku Taylor Swift) dan aku tinggal di Sleman.
"Jauh dong Sleman!" kata Kuwek #2
"Budheku juga rumahnya di Sleman lho mbak!" kata Kuwek #1 bangga.
Lalu setelah itu muncul beberapa pertanyaan aneh. Beberapa yang aku inget adalah:
"Mbak kok putih banget sih kayak orang Kristen."
OKE PLEASE DEH ADEK YANG SALAH GAUL, MEMANG APA HUBUNGANNYA YA?
"Hehe, itu rahasia Tuhan dek," kataku sambil cengengesan.
"Mbak, kok nggak pake jaket sih?"
"Mmmm..."
"Mbak kenapa nggak pake jaket?"
"Soalnya sumuk nih dek, hehe."
"Oh sumuk... Mbak ke sini naik apa?"
"Naik motor."
"Boncengan dong?"
"Iya dek, gitu deh."
Dan akhirnya.....
"Ya udah ya mbak, aku pulang dulu!" kata Kuwek #1
"Salaman dulu mbak!" kata Kuwek #2
"Dadah mbaaaak!" kata Kuwek #3
"Makasih ya mbak!" kata mereka semua, meskipun aku nggak tau buat apa mereka berterimakasih.
"Dadaah dek!" aku melambai. Dan tiga sosok labil itu berlari pulang ke rumah.

Bener-bener anak aneh.

You May Also Like

0 komentar