George Napoleon

by - Maret 19, 2011

George Napoleon bukan nama pahlawan nasional Perancis. Nama artis juga bukan. Bukan, nama kucing juga bukan. George Napoleon adalah seekor... helm. Yap, helm. Kalian bisa memanggilnya Joji. Dulu dia pernah memperkenalkan dirinya, tapi di blog yang lama.

Oke semuanya, kalian tau sendiri kalau Joji itu helm yang ganteng tiada tara (katanya sih). Nah, kemarin ada kejadian menyeramkan seputar Joji. Ini akan membuat bulu kaki kita merinding. Oke deh, bulu roma juga boleh.

Nah, kejadiannya waktu hari Kamis lalu aku ke SMP 8 bersama Sylvia Deta, Bertina Surya, dan Theresia Monica....

Berangkat dari rumah aku bener-bener yakin kalau aku membawa Joji. Aku lagi nggak nge fly, kawan-kawan. Aku juga nggak ngantuk. Joji ini memiliki stiker 'Love 8 JHS' di kaca sebelah kanan, coret-coretan 'NJI' pakai glass-deco warna oranye di bagian atas, dan stiker bekas Coca-cola di bawah kaca. Dengan penampilan seperti itu, Joji yang hitam-manis sangat istimewa.

Jadi, seperti biasa, karena malas gendong-gendong Joji, aku naruh dia di deket pos satpam. Biar dia bisa numpang eksis sementara aku melepas rindu bersama beberapa adek kelas yang selalu mencintaiku. Dan setelah urusanku di SMP 8 selesai, aku kembali ke tempat Joji.

Aku berjalan ke pos satpam. Dengan lega, aku mendapati bahwa seonggok helm hitam masih nongkrong di sebelah pos satpam dengan anggunnya.

Tapi aku heran, posisinya berubah. Helm itu nungging. Padahal aku nggak naruh helm dengan posisi nungging gitu.

Setelah aku amati lebih dekat, aku shock. Dunia bagai berhenti berputar, jantungku berdegup kencang, keringat dingin mengalir #lebe

HELM ITU BUKAN JOJI!!! JOJI TERTUKAR! JOJI TERTUKAR LAGI!!!

Hatiku hancur berkeping-keping. Some try to hand me money, they don't understand. I'm not broke I'm just a brokenhearted man.

Aku terpaksa membawa Joji #2 itu bersamaku. Pelukannya terasa asing, teman-teman. Aku menye maksimal. I know it makes no sense, but what else can I do? How can I move on when I'm still in love with you.

Aku mulai menyadari Joji tidak akan kembali... Aku harus kuat. Aku mencoba mencintai Joji #2 itu. Tapi itu sulit, teman-teman. Aku masih rapuh...

Dan kemarin hari Jumat terjadilah sesuatu yang mengejutkan dan menggemparkan dunia persilatan.

Hari Jumat adalah jadwalku ngepet les kimia. Aku les jam empat sore. Sebelum itu aku mampir ke rumah Dhesi buat pinjem PR dan komik. Nggak lupa aku menceritakan tentang Joji yang tertukar.

"Kayaknya Joji nggak bakalan balik, Nggit. Kamu yang sabar ya," kata Dhesi menegarkanku. 

Aku tau bahwa nggak mungkin aku bakal nemuin Joji lagi, karena aku nggak tau siapa yang membawa Joji. Namun aku mencoba untuk tetap ceria. Lalu kami berjalan bersama ke tempat les karena jam hape sudah menunjukkan pukul empat kurang seperempat. Aku jalan sambil menggendong Joji #2 itu. Setelah sampai di tempat les, aku berhenti di depan lemari helm dan menaruh Joji #2 di atas lemari karena rak di bawah nggak cukup.

Pandanganku tertumbuk pada helm hitam di sebelah Joji #2. Helm itu terasa familier.

Di bagian atas helm hitam yang nungging di sebelah Joji #2 itu ada tulisan samar-samar. 'NJI'.

INI NGGAK MUNGKIN! Aku berteriak dalam hati. NGGAK MUNGKIN! IMPOSSIBLE!

Aku segera menurunkan helm bertuliskan NJI itu. Dan benar saja, aku menemukan stiker Love 8 JHS di sisi kanan kacanya.

Bunga-bunga bagai bertebaran di sekitarku. Lagunya Bruno Mars yang berjudul Just the Way You Are berdengung di telingaku sebagai soundtrack.

INI JOJI! GEORGE NAPOLEONKU KEMBALI! DIA KEMBALI UNTUKKU!

Aku melompat-lompat bahagia dan memberitahu Dhesi bahwa Joji muncul dengan gaib di rak helm. Dhesi pada mulanya nggak percaya. Masa ada helm tertukar lalu kembali lagi ke pemiliknya? Setelah aku menunjukkan ciri-ciri istimewa Joji, Dhesi yakin kalau itu helmku.

"Kok bisa sih?" Dhesi nggak habis pikir. Aku juga. Tapi masa bodohlah, yang penting aku bisa membawa pulang George Napoleon.

- SELESAI -

*nb: ini kisah nyata lho, Joji hilang lalu kembali lagi. It's magic!

You May Also Like

0 komentar