Teman Bicara

by - April 22, 2020


Pernahkah kalian menemukan teman bicara yang sangat menyenangkan?

Pasangan saya sekarang adalah rekan mengobrol yang betul-betul menyenangkan. Salah satu hal (meskipun bukan satu-satunya) yang membuat saya dari awal merasa betah ngobrol lama-lama sama dia.

Sebagai tambahan informasi yang sangat tidak penting, kami berdua berzodiak Gemini. Menurut astrologi, zodiak ini paling talkative dan sangat mengagungkan isi kepala manusia. Tapi ya, orang di zodiak mana sih yang nggak suka kalau menemukan rekan ngobrol yang seru?

Kami mirip sekaligus berbeda dalam beberapa hal. Pasangan saya cukup berani mengungkapkan opininya pada khalayak dan mendebat orang yang tak sepaham. Sementara saya lebih suka mengamati pendapat orang lain dan tidak ingin-ingin amat opini pribadi saya didengar.

Di lain sisi, kami sama-sama punya kebiasaan melompat dari satu topik obrolan ke topik yang lainnya dengan sangat cepat. Ini adalah sebuah kualifikasi yang jarang saya temui pada orang lain.

Sebagai orang yang berpikir lebih cepat daripada bicara, saya kadang diprotes kawan, “Kalau ngomong tuh diselesaikan dulu baru pindah ke lainnya!” atau ucapan seperti, “Apaan sih, random banget.”

Pasangan saya adalah sedikit orang yang memaklumi jalan pikiran saya (ya karena dia sendiri demikian). Bagi kami, nggak ada hal yang terlalu random untuk dibicarakan. Dari bahasan staf khusus kepresidenan, beberapa menit kemudian kami bisa ngobrol mengenai apa yang akan kami lakukan kalau salah satu dari kami meninggal duluan.

Saya pernah bertanya pada dia, “Kalau aku jadi bapak-bapak, kamu masih sayang sama aku nggak?”

Pacar saya menanggapinya dengan cukup serius. Katanya, “Kalau kamu bapak-bapak, kita berduaan gini aja aku malas.”

Meski kami berdua selalu menemukan hal seru untuk dibahas, terkadang kami juga sibuk sendiri-sendiri ketika sedang bertemu. Kami sering memandang HP masing-masing, scroll timeline sampai menemukan video kucing joget dan memberitahukan, “Lihat deh, ini lucu.”

Atau kadang saya menemukan sebuah cuitan kontroversial, membagikannya pada pasangan saya dan bertanya, “Gimana pendapatmu?”

Lantas, mulailah diskusi menarik mengenai hal tersebut.

Perasaan ketika ingin membicarakan sesuatu kemudian ditanggapi dengan baik sangatlah melegakan. Dan, sadar atau tidak, hal-hal sederhana seperti inilah yang membuat kita memilih seseorang sebagai teman.

Saya rasa, itu juga yang mendasari saya untuk memilih pasangan. Karena mungkin pada suatu waktu saya akan bosan menggambar atau membaca buku. Tapi saya biasanya tidak pernah keberatan untuk membicarakan hal serius maupun remeh sambil minum kopi susu. Dan jelas, saya selalu perlu teman untuk itu.

Mungkin saja, ketika saya beranjak tua dan semua hal sudah bosan saya lakukan, saya hanya butuh teman untuk membicarakan apa yang pernah saya lalui sebelumnya.

You May Also Like

0 komentar