Tentang Ide dan Tulisan

by - Januari 09, 2015

Di beberapa post sebelumnya, aku bercerita kalau lagi dalam proyek berjudul Kanvas. Dan belum pernah aku sesemangat ini buat menulis.

Sebenarnya, semangat itu timbul-tenggelam. Kadang muncul, kadang enggak. Proyek ini awalnya sulit buat dimulai, karena idenya muncul beberapa hari sebelum sibuk-sibuknya responsi dan ujian akhir semester.

Itu merepotkan sekali. Di satu sisi harus belajar, kalau nggak mau nantinya banyak nilai jelek di KHS. Padahal harus ada ide yang dituliskan pula. Dia keburu pergi kalau nggak cepat-cepat disimpan.

Mengutip kalimat keren Christian Simamora (yang aku nggak ingat dengan pasti, pokoknya kira-kira begini): "Satu hari itu ada 24 jam. Buatmu, buatku, dan buat penulis-penulis best seller lainnya. Kalau dibandingkan, jelas mereka lebih sibuk dari kamu. Tapi mereka tetap bisa nulis, tuh."

Rasanya seperti ditulup (eh, ternyata tulup itu bahasa baku--artinya sama kayak sumpit tiup, fyi aja sih /PLAK/) di ulu hati. Sebab selama ini 'sibuk sekolah' selalu jadi alasanku buat nggak menulis, ehehehehe. Sudah begitu, nilai juga nggak bagus-bagus amat.

Ide datang saat lagi sibuk, tapi malah menghilang begitu aku lagi menganggur. Rasanya kalau lagi nganggur pengen tidur-tiduran aja, pengen nonton film, pengen jalan-jalan. Malas banget kan, habis ujian masih juga nongkrong di depan laptop, pusing mikirin tulisan?


Tapi, aku coba mempertahankan semangat itu. ((Jaelah, bahasanya)) Minta dukungan dari teman-teman, baca novel kalau mulai nggak semangat lagi, baca blog penulis kesayangan. Fufufufu. Syukurlah, sekarang naskah ini sudah sampai halaman ke tiga puluh enam.

Ini rekor yang fantastis buatku. Senang, bukan? Senang, dong. Ceritanya belum sampai separuh. Bahkan, masih banyak, banyak sekali, yang bisa kutuliskan. 

Awalnya, tulisan itu asal saja. Satu bab awal, cuma beberapa halaman. Lama-lama muncul tokoh baru, muncul satu konflik, diikuti konflik yang lainnya. Lama-lama tokoh-tokohnya bisa aku bayangkan dengan jelas. Apa yang mereka suka, apa yang mereka benci, kebiasaan mereka, harapan, impian, bahkan aku bisa menentukan playlist dan isi lemari baju mereka!

Besok lagi, aku posting salah satu, deh ^^

Banyak adegan muncul dalam kepalaku. Banyak sekali. Takut lupa (karena aku ini sangat pelupa) aku tuliskan saja semuanya. Tiba-tiba saja dalam sehari aku punya plot utuh hingga cerita selesai. Plot itu berisi adegan rinci, dengan latar tempat pula.

Rasanya seperti dapat hadiah undian rumah Mirota :'))))))

((Nggak tahu juga, sih. Orang belum pernah.)))

Pernah mengalami begitu? Maka kamu tergolong orang-orang yang beruntung! (Bukan soal undian Mirota, ya, maksudku)

Jujur saja bila kau tak lagi cinta, aku sudah membuang banyak ide dan kerangka cerita sebelum ini.

Pertama, Ide #1 waktu aku kelas satu SMA. Aku sudah buat biografi tokohnya: nama lengkap, ciri fisik, kelakuan, masa lalu. Sudah kubuat outline lima atau enam bab. Aku sudah tahu ending ceritanya. Sudah kutulis satu bab. Tapi Ide #1 nggak kulanjutkan karena mampet di bagian tengahnya. Dan perlu riset juga tentang tokoh cowoknya. (Sekarang, kertas-kertas tempatku menulis outline hilang, malahan :"( Adek syedih, Bang...)

Ide #2, kelas dua SMA. Lancar jaya. Plot sudah selesai. Sudah tahu endingnya. Outline plus adegan rincinya sudah delapan bab. Sudah tanya sana tanya sini, riset buat latar tempat. Sudah nulis bab awal dan sudah diganti. Tapi nggak sreg. Kutelantarkan lagi.

Ide #3, kelas dua atau tiga SMA.  Nasibnya juga sama seperti dua yang lainnya. Sudah sampai plot, sudah matang, sudah nulis dua bab. Terus ughhhhhh! Tiba-tiba aku merasa nggak ada kecocokan --- alasan klasik pasangan mau putus. Lalu kutelantarkan lagi :(

Ide #4 yang sebenarnya aku sukai. Tentang traveling, cinta segitiga, Jepang, Senpai berkulit keemasan. Tipikalnya Winna Efendi gitu deh. Huahahaha. Outline-nya belum terlalu jauh, sih. Tapi masih lack of research, jadi ya, ehm....

Ide #5, yang ini baru ide aja, tentang pertemuan di atap gedung. Cuma kepikiran tokoh-tokohnya dan konflik yang akan menerpa mereka (tsah). I quite like the male character. Tapi udah, idenya berhenti aja di situ, haha.

Ide #6 sebetulnya recycle dari Ide #2. Tokoh yang sama, backgroud story yang sama, tapi hal yang diceritakan berbeda. Emm, kalau Ide #2 itu bagian past, yang ide #3 ini lebih ke present gitu lah. Wuahahaha apaan banget penjelasannya -_-

Yah, lihat, kan? Banyak sekali hal-hal menyakitkan yang harus kulewati sebelum ini. Makanya jangan heran kalau sebelumnya muncul tulisan-tulisan nggak jelas yang kuakui sebagai proyek novel, tapi akhirnya menghilang ditelan... emm.... Godzilla.

Semoga Ide #7 kali ini sukses. Sampai jadi novel beneran.

/Serius aku nggak rela kalau ide yang ini nggak jadi lagi :"/

Makanya aku harus berjuang sekuat tenaga. Amin. Amin. Mohon dukungannya gaes....

Oya, semoga ide 1-6 bisa aku recycle ya, jadinya nggak sia-sia begitu aja. Hahaha.

You May Also Like

1 komentar

  1. ECIK!!! KAMU KUDU MEMOTIVASIKU BIKIN MENYELESAIKANNYA!!!! KU PUTUS ASA-__-

    BalasHapus