Baca Buku Digital Legal dan Gratis di iPusnas

by - Desember 14, 2020

Kalau kamu adalah kaum yang suka baca tapi pengennya gratisan (sebab beli buku di Kindle bikin rekeningmu kempas-kempis), sekaligus kamu juga anak pembela kebajikan sehingga merasa bersalah jika download di situs ilegal, maka kamu harus memiliki iPusnas. Di sini kamu bisa baca buku secara GRATIS dan LEGAL. 



Jadi nggak perlu ada obrolan seperti ini: 

“Bro, lu ngapain masuk neraka?” 
“Gue bunuh tetangga tukang rumpi. Kalo lo?” 
“Gue download buku ilegal, bro.” 
“.......” 

(Ya saya nggak tahu juga ya, download buku ilegal tuh bakal masuk neraka apa enggak.) 

Nah, seperti yang saya janjikan kemarin, kali ini saya mau coba mengulas iPusnas, aplikasi baca buku digital milik Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Walaupun belum pernah menginjakkan kaki dan anggota tubuh manapun di Perpustakaan Nasional RI, saya termasuk pengguna iPusnas. Ya, meski cuma sebagai silent reader, sih.

Aplikasi ini saya miliki di ponsel Android dan saya install juga di Windows kantor. Sayangnya, baik di Android maupun Windows, performa iPusnas kurang oke. Jadi saya kali ini review dengan tampilan pas saya buka pakai Ipad. Nanti saya sempatkan ulas performa ketika dibuka di Windows dan Android di akhir tulisan, deh.


Tampilan Depan

Ketika pertama kali memasang aplikasi ini di device, kamu akan disambut oleh ilustrasi Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin. Next-next, dan kamu akan disuruh sign up atau log in dengan email atau Facebook (disuruh sama aplikasinya ya, bukan disuruh sama Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin).

Ini salah satu bagian yang bikin saya sebel dan menjadi alasan mengapa saya nggak memasukkan gambar tampilan muka ketika harus log in.

Log in-nya susah!

Kalau pas lagi bener, log in-nya bakal lancar-lancar aja. Tapi kalau lagi error, beeeeh. Rasanya udah kayak mau bikin akun buat daftar CPNS. Makanya saya nggak berani log out.

Eh tapi ketika saya coba (pas bikin tulisan ini) ternyata saya bisa log in lagi dengan mudah. Mungkin sudah diperbaiki atau lagi bener aja. Soalnya ada masa di mana saya coba terus tapi nggak kunjung berhasil... kayak hubungan kamu dan dia.

Nah! Pokoknya, kalau kamu sudah berhasil log in, akan muncul tampilan seperti berikut.



Di pojok kiri, ada tombol di mana kamu bisa melihat akunmu. Tapi isinya itu doang, nggak ada yang lain-lain lagi. Mungkin bakal seru kali ya kalau ada fitur sudah baca berapa judul dalam sebulan atau setahun. Hehe, banyak maunya.

Terus di pojok kanan ada tombol buat lihat-lihat genre buku koleksi iPusnas. Koleksinya lumayan sih, sayang tampilannya cuma gambar aja. Nggak ada filter, misal mau lihat koleksi sesuai urutan alfabetik, atau melihat siapa aja penulis yang bukunya ada di iPusnas.

Jadi kalau mau cari buku di iPusnas, kamu harus udah tahu judul atau penulisnya secara spesifik. Terus dicari di search bar. Padahal kan saya kadang juga nggak tahu pengen baca buku apa, kan maunya lihat orang-orang pada lagi baca apa cuma malu mau nanya. Hih.


Nah, kalau kamu sudah nemu buku yang kamu suka, tinggal kamu klik deh bukunya. Nanti akan ada tampilan review orang-orang yang sudah baca buku tersebut (tapi nggak banyak sih orang yang mau isi review begini).

Oh, iya. Di iPusnas ini sistemnya PINJAM ya, teman-temanku yang salih dan salihah. Cara pinjamnya tinggal klik ‘Borrow’. Nanti buku tersebut akan terunduh masuk ke galeri bacamu selama satu minggu. Lebih dari seminggu, buku akan terhapus otomatis dari sistem dan rak bukumu digitalmu.



Seingat saya, kita bisa pinjam maksimal 3 buku dalam satu waktu. Jadi, kalau kamu sudah selesai baca bisa langsung kamu kembalikan tanpa menunggu waktu seminggu, supaya kamu bisa pinjam buku lagi.

Nah, di bawah gambar buku ada tulisan ketersediaan bukunya. Kalau tertulis ‘0 copies’, itu artinya buku tersebut lagi habis dipinjam orang. Kalau bukunya habis, maka kamu mengantrilah dengan beradab. Buku yang statusnya lagi kamu antrikan akan masuk di tab ‘Queue’. Nanti pas bukunya dikembalikan, kamu bisa pinjam deh.

Jangan marah-marah karena marah adalah perbuatan syaitan.

Tampilan Dalam Buku

Kalau dibandingkan baca buku di Kindle atau Google Playbook ya... lumayan lah. Yah... gratis juga. I don’t expect much.

Tampilan di iPusnas ini persis buku yang di-scan alias kayak PDF. Jadi jangan harap kamu bisa highlight kata-kata yang memotivasi. Nggak ada fitur search suatu kata yang terkoneksi ke KBBI juga. Warna latar bukunya juga nggak ada pilihan lain, cuma putih tok seperti buku pada umumnya. Alangkah indahnya kalau warna latar bisa diganti jadi hitam karena kalau pas dibaca dalam gelap, putih itu sungguh blereng (read: silau).

Oh iya di background-nya ada tulisan ‘Digital Publishing’ apaaa gitu. Nggak terlalu kelihatan, sih. Cuma suka ke-block aja waktu iseng double tap halaman.

Fitur yang saya pikir oke antara lain pindah halaman yang animasinya kayak lagi buka halaman buku beneran. Apalagi di Ipad yang agak gede ya. Smooth banget. Terus fitur bookmark-nya juga oke, meski kalau udah sekali bookmark nggak bakal bisa dihapus lagi bookmark-nya.



Overall, sih saya yang banyak maunya cukup bisa menerima tampilan dan fitur yang minimalis ini kok.

Komentar Tambahan

Yah, karena saya ini pribadi yang tidak mudah puas, tentu saja saya akan menambahkan beberapa komentar yang mungkin tidak perlu.

Pertama, saya sungguh kesal dengan iPusnas yang tidak bisa diandalkan. Lagi mood ingin baca buku sambil minum kopi susu dan makan brownies, eh... dia nggak mau dibuka. Biasanya halamannya akan muncul icon loading seperti berikut.


Kan sebel yak.

Terus, saya masih bertanya-tanya ini sebenarnya apa ya???


Mungkin ini daftar bacaan para pejabat negara. Barangkali, ada salah satu anak bangsa yang sedang berpikir, "Duh kalau mau jadi presiden harus baca apa ya? Coba ah cek di iPusnas."

Ya mungkin aja, kan?

Performa di IOS vs Android vs Windows


Bentar, saya mau protes dulu. KENAPA SIH NGGAK SUPPORT MULTIPLE DEVICE???

Jadi satu akun cuma bisa baca di satu device. Kalau mau ganti perangkat ya log out dulu. Tapi ya udah lah ya, namanya juga kebijakan. 

(Heleh.)

Buat saya, paling nyaman jelas di IOS. Mungkin karena ukurannya juga pas, ya. Soalnya saya pakainya Ipad. Dulu saya kesal pakai iPusnas di HP Android, sekarang jadi suka karena pakai Ipad, hehe. Memang tidak berpendirian.

Habisnya, hal yang bikin saya sebel tuh pas paka di ponsel Android, pergantian halamannya nggak smooth. Hih, saya jadi kesel sendiri. Jadi kayak terlalu cepat berganti gitu lho seperti kenangan kita (?). Gimana ih saya susah jelaskannya.

Jadi buat aplikasi di Android saya biasanya pilih yang mode scroll atau slide buat ganti halaman.

Terus, buat di Windows, sebetulnya juga nyaman sih. Saya biasa pakai scroll di mouse buat ganti halaman. Saya biasa baca buku iPusnas di kantor, jadi kalau dipantau atasan kelihatan kayak serius meneliti laporan. Cuma sayangnya ya itu, kalau saya kelupaan log out dari iPusnas kantor. Bae-bae deh saya nggak bisa lanjut baca di rumah.

Makanya, bikin satu akun bisa multiple device dong, iPusnas! Hari gini!!!!


Kesimpulan

Meskipun saya banyak mengomel, tapi saya ngefans sama iPusnas ini. Ini adalah program yang harus didukung untuk melestarikan kaum proletar yang ingin baca buku gratis tapi tidak mau membajak.

Saya berharap iPusnas terus melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga fiturnya makin lengkap, nggak error-error, koleksi bukunya makin banyak, serta penggunanya juga makin masif serta suportif.

Amiiinnn.

Yuk, teman-teman, baca di iPusnas!

You May Also Like

0 komentar