Late Post: Destination to Bali (I)

by - April 08, 2012

Halo! Tugas seni budaya sudah selesai semua, mid semester sudah selesai walaupun banyak yang remidi. Akhirnya sempet juga post soal study tour ke Bali. Ukh :'|

Mumpung gantian adekku yang mid, jadi internetnya nganggur. Ngepost yuk~ Ahihihik :3

 Ini dia liputannya!


Sabtu, 10 Maret 2012


Mau berangkat

Semalem aku dapet SMS dari Bella, yang mengabarkan bahwa kita diminta berkumpul jam 6.30. Aih, jam setengah tujuh pagi bow :'| Kali ini, karena sangat bersemangat, aku dateng (agak) tepat waktu. Sekitar jam tujuh lah. Oke itu memang sama sekali nggak tepat waktu. Jangan ditiru yah :']

Begitu sampai di sekolah, sudah ramai. Tapi... tapi... tapi... kok bisnya cuma dua -_- Yang udah parkir cuma bis B dan D. Aku kan bis C :'O Jadi aku terpaksa kongkow-kongkow dulu sama anak-anak Oksida. Dua tasku yang besar-besar itu tergeletak tak bernyawa di depan sekolah, berdesak-desakan dengan puluhan tas lain. Kondisi mengenaskan itu nggak seperti sekumpulan siswa yang mau studi wisata, tapi kita malah kayak pengungsi korban letusan Gunung Merapi -_-

Satu menit... dua menit... sepuluh menit... lima belas menit... dua puluh menit... tiga puluh menit...

Bisnya nggak dateng-dateng.

JADI MAU STUDY TOUR NGGAK SIH??? DASAR PEMBERI HARAPAN PALSU!!! #nggaksantai #dikeplak


Beberapa saat kemudian, semua peserta study tour dikumpulkan di lapangan. Mau bagi-bagi zakat (?). Ahihi nggak ding ._. Sekitar pukul delapan gitu, Pak Kepala Sekolah memberi sambutan keberangkatan. Jadi udah mau berangkat? Kok bisnya masih tetep dua? :'O

Pak Kepala Sekolah memberitahu, bahwa bis A dan C terjebak macet di suatu tempat karena tanah longsor. Namun sekarang sudah ada di pangkalan, lagi dicuci. Mungkin bis-bis tersebut akan tiba pukul.... setengah sepuluh.

Iya, setengah sepuluh. Antiklimaks banget.

Pokoknya, untuk mengisi waktu yang sangat luang itu, kita akhirnya putuh-putuh :B

Aziz menerima bantuan langsung tunai dari Rajivbullah.
Aziz sama Mentok di dalem bagasi bis B.
Nggak tau juga sejatinya mereka ini ngapain -_-

Nah, yang ini OKSIDA foto rame-rame!





yang di depan itu Haris. Iyah, dia memang nggak normal. 

Kemudian, entah bagaimana, ada sebuah pertandingan. Memperebutkan Mentok. Iyah, Mentok yang itu. Mentok ceritanya idola dan Casanova (?) di kelas kami. Nggak tahu kenapa dan apa bagusnya dia -_- Setelah berjuang mati-matian, kali ini aku dan Pipit berhasil foto bareng sama Mentok! Yeeey!
ini Mentok sama Pipit.
Iyah, Mentok memang sok jual mahal -__-
Mentok sama aku dongs :3
Akhirnya di foto ini dia berpose, saudara-saudara!
Oh iya, waktu ngantri(?) foto sama Mentok ini, ada sebuah amazing great quote yang diucapkan oleh Haris.
"Mentok diperebutkan dua wanita dan tujuh lelaki."
Dua wanita itu aku sama Pipit. Tujuh lelaki itu Haris, Ahong, Rajiv, Irsyad, Aziz, Zaka, dan Lalaz. Mereka semua maho, jadi ikut memperebutkan Mentok.

Setelah kami semua lumutan dan diselimuti sarang tomcat, akhirnya bis yang bersangkutan itu tiba juga. Kami semua langsung naik, deh. Muak lihat sekolah (?). Kemudian empat bis berjalan meninggalkan SMAN 9 Yogyakarta.


Perjalanan

Di perjalanan itu pegel sekali, cemang-cemang :'O Duduk nggak enak, kaki harus dilipet, jalan susah, nggak bisa loncat-loncat, dan nggak bisa renang :'| (yakali, siapa juga yang mau renang dalem bis -_-). Oh iya, AC nya juga dingin. Untung aku bawa jaket tebel.

Terus di jalan aku duduk sama Leley. Sanaul Laily itu lho. Kita curhat-curhatan seperti sepasang merpati (?). Aku sama Leley juga membuat award buat cowok-cowok sekelas. Aku lupa award-nya. Seru kaaan?

Hal yang paling random selama di bis adalah, sementara di bis lain nyetel lagu Pupus-nya Dewa 19, bisku ini nyetel film Power Ranger Star tahun 90-an yang sedang bertarung melawan Monster Teko. Amazing sekali, kan?

Pemberhentian pertama sekitar jam dua siang. Kita mau makan dan sholat Dhuhur jamak Ashar. Terus jalan lagi. Bosen abis di sini :'|

Pemberhentian kedua, sekitar jam tujuh malem. Perutku udah keroncongan minta diisi. Yang pertama dateng itu bis C. Jadi kita leluasa makan. Horeee! Nah, waktu di restoran ini, aku melihat hal yang sangat menakjubkan. Mentok... iyah, Mentok lagi, yang foto sama aku tadi itu. Dia pakai bando. PINK. Unyuuuuu :') Makin ke timur dia makin perawan :'))

Abis dari sini, aku tidur pules banget. Meskipun ruang gerak sempit karena di depanku adalah Papi Parlan, aku tetap nyenyak bermimpi bagai badak Jawa dibius.

Dengan begitu, berakhirlah perjalanan tanggal 10 Maret 2012.



Minggu, 11 Maret 2012

Menyeberang

Hari Minggu dini hari aku bangun karena kebelet pipis. Enggak, aku nggak pipis dalem bis. Untung Mbak Tour Guide mendengar suara batinku yang bersenandung lagunya Cicio.

"Kebelet pipis... Kebelet pipis... Kebelet pipis, papah~"

Aku udah meggeliat-geliat di kursi kayak orang sakaw saking pengennya pipis. Begitu sampai di pom bensin, aku langsung narik Leley dan segera capcus ke WC.

Nah, sekitar jam setengah lima Waktu Indonesia bagian Jam Tanganku(?), sampai deh kita di Pelabuhan Ketapang! Bis C yang pertama. Perasaan tadi kita berangkatnya paling akhir deh -_- Sopirnya sangar. Mungkin dia suka latihan di Sirkuit Sepang dan gemar main Need for Speed Most Wanted :']

Aku turun dari bis dengan linglung. Bawa badan sama nyawa doang. Sambil nunggu bis-bis yang lain, aku berpelukan sama Siregar, saking kedinginannya, dan duduk berdua di bawah palang 'dilarang parkir'. Aku pengen Pop Mie, tapi nggak bawa duit dan males masuk bis lagi...

Setelah bis-bis datang, kita semua naik ke kapal ferry. Aku ketemu Diafa di kapal. Akhirnya aku duduk-duduk di luar sambil ngerumpiin Mas Rei bareng Diafa. Kita nyeberang jam limaan giduuh. Jadi kita masih bisa melihat kelap-kelip lampu kota :') Yang belum pernah naik ferry subuh-subuh, sini aku liatin fotonya aja. Ahihihik.


pemandangan dari atas kapal :')
pemandangan dari atas kapal,
kalau liatnya sambil ngantuk...
Aku bareng Diafa terus sampai fajar menyingsing(?) dan kita akhirnya sampai ke Pelabuhan Gilimanuk. Bali! Uyeeey! Berhubung setelah ini kita harus kembali ke bis, aku terpaksa berpisah dari Diafa </3. Aku mulai berjalan sendirian mencari temen-temen sebisku. Dan aku mulai menyadari bahwa aku hilang...

Untung aku menemukan sesosok cowok tinggi nan eksotis(?) dengan jaket hitam dan bando PINK-nya. Tebak itu siapa? Iyah, Mentok.

Jadi aku terpaksa berjalan bersebelahan sama Mentok seperti pasangan mau honeymoon. Aku juga sempet mewawancarai Mentoks, kira-kira gini wawancaranya (pake gaya kayak yang di berita yak).

Anggita: "Jadi, apakah benar ini pertama kali Anda berkunjung ke Bali?"
Mentok: "Ho'oh."
Anggita: "Bagaimana kesan, pesan, dan perasaan Anda?"
Mentok: "Biasa wae."

Baiklah, dia memang bukan narasumber yang baik -_-

Intinya berkat Mentok aku bisa selamat sampai di Bis C kembali. Aku duduk dengan imut dan menunggu bis tiba di tujuan selanjutnya, yaitu tempat makan. Mbak Tour Guide mulai cuap-cuap lagi sepanjang perjalanan.

Guide: "Yak, adek-adek..." (kapan gue nikah sama kakak elo?) "Kita sudah sampai di Pulau Bali. Selanjutnya tujuan kita adalah rumah makan. Jadi setelah ini kita akan sarapan."
Kita: "HOREEEE~ HOREEEE~"
Guide: "Tapi rumah makannya dua jam perjalanan dari sini. Jadi sarapannya juga dua jam lagi..."
Kita: "HUUUUUU~"
Yah, sama aja boong. Tidur lagi deh. Pokoknya kerjaanku sepanjang perjalanan ini cuma makan sama tidur.

Dua jam kemudian, akhirnya kita tiba di sebuah rumah makan. Nggak tahu apa namanya. Di rumah makan ini kita bisa mandi-mandi duluh. Aku mau mandi dong yaa. Aku kan higienis seperti Mama Lemon (???). Anak-anak lain ngeluarin baju dan sabun dari dalem koper. Aku nggak perlu melakukan hal ribet itu, karena aku sudah menyiapkan strategi jitu buat perjalanan. Aku naruh peralatan mandi dan satu stel baju ganti di ransel. Keren kan? :'D Dua tahun di SMA yang punya banyak acara nginep-nginep jadi bikin aku mahir packing.

Setelah membeli tiket untuk ke kamar mandi seharga dua ribu rupiah (mahal :'|), aku kemudian berjalan ke kamar mandi dengan hati nggak sabar untuk bershower. Setelah sampai di kamar mandi... Oh. My. God :'O

Ternyata itu kamar mandinya campur, cowok dan cewek. Emansipasi betul-betul diterapkan di sini, sepertinya -_- Dengan perasaan aneh, aku ikut ngantri. Dan tebak siapa yang kutemui? Iya, betul, dia lagi.

Anggita: "Hai, Mentok! Kita kok ketemu terus, sih?"
Mentok: "Iya e. Sebenernya aku sebel ketemu kamu terus."
Anggita: "........"

Iyalah. Terang ketemu terus, orang kita sebis -_-

Setelah mandi, segar, wangi, dan makin jelita, aku menuju ke tempat makan untuk sarapan. Di sana aku menggabung bersama anak-anak Oksida. Senangnya :') Nggak sih, sebenernya biasa aja -__-

Setelah makan dan hampir kesandung guguk, kita melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya. Danau Bedugul!


1st Tour: Bedugul Lake

Waktu perjalanan ke Bedugul ini, bisku berhenti di depan Indomaret. Random banget sih. Kirain mau beli apaan gitu. Tapi tiba-tiba beberapa bapak yang memakai baju daerah Bali yang berwarna biru, yang sebelumnya asyik ngerokok di depan Indomaret, langsung membuang rokoknya dan salah satu masuk ke bisku! Yang pertama kali aku pikirkan adalah perampokan. Semacam mafia Bali yang mau ngebajak bis anak SMA gitu.

Ternyata itu tour guide Bali buat jelasin seputar Pulau Dewata sepanjang perjalanan kita. OALAH KIRAIN -_-

Dan guide Bali kita ini bernama... Bli... Made kali yah? -_- Tau, lah. Heran juga sama orang Bali. Masa punya nama samaan gitu sih? Nggak ngebayangin kalau pas di pasar kita teriak 'MADE!' gitu, pasti orang separo pasar bakal nengok semua.

Lanjut!

Sepanjang perjalanan ke Bedugul ini, Bli Made ngomoooong terus. Heran yah, ada orang betah ngomong berjam-jam gitu. Mau aku dengerin, bosen. Mau aku tinggal tidur, nggak enak sama si Bli. Lagian, kan, si Bli persis di sebelahku. Mana ada ujan lokal pula.

Kata Bli Made, di pintu masuk Bedugul ada polisi dari Gresik. Polisinya tangguh, hujan badai tetap berjaga. Terus katanya, kalau mau masuk harus nunjukin kartu identitas. Kalau nggak bawa kartu bayar lima ribu. Nah, begitu mau masuk ke Bedugul, Bli Made menyuruh kami menyiapkan kartu identitas atau duit (yang ternyata bahasa Balinya itu pipis).

Untungnya sih, aku nggak ngapa-ngapain. Lalu, begitu Bli Made berkata, "Nah, ini dia polisi dari Gresik!", kita semua langsung nengok ke kiri.

Ternyata itu cuma patung. Kampret sekali. Gresik itu maksudnya semen, saudara-saudara.

Setelah sampai di Bedugul, aku turun dari bis dan memutuskan hubungan dengan Bli Made. Lo-gue-end. Kemudian aku bergabung bersama Hanindha Pradipa dan Bella Nugraheni. Kangen sama merekaaaaa :*

Sebenernya aku nggak antusias amat sih lihat Bedugul. Itu danau kan? Di deket rumahku juga ada danau kok, ituhhh Bendungan Tambakboyo. Ahihihi. Ternyata di Bedugul dingin yang banyak angin yah? Aku jadi harus megangin Hanindha biar dia nggak terbang :B #dirajamNindha.

Kalian mau lihat gimana bentuk Bedugul? Sini, sini, aku tunjukinnn~~



Air doang? Iyalah. Itu kan danau, jadi nggak ada lumba-lumbanya. Bete memang :'|

Oiyaaah, pada kesempatan kali ini aku berhasil memaksa Mentok buat foto sama aku lagi! Horee! Horeee! (?) Tapi rambutnya Mentok di foto ini lagi nggak manusiawi ._. Soalnya dia abis pake bando terus dilepas, jadi semrawut gituh ._.

WOAHAHAHAHA PENGEN NGAKAK =))
Uhuk ._. Nggak ding ._. WOAHAHAHA :))
Okeh, abis itu aku ngapain, yah? ._. Oh iya, aku naik dipaksa naik speedboat sama Han dan Bella. Jadi satu speedboat enam orang gitu, dan satu orang bayar dua puluh enem ribuh. Nah, iyah, gitu, terus kita naik speedboat. Aku naik speedboat bareng Han, Bella, Intan, dan Cory. Seru ternyata. Ahihihik :p

Nah, kita juga mampir di sebuah pulau di tengah Bedugul. Jadi itu tuh sebenernya hotel, tapi di tengah danau. Keren. Dan kita foto-foto. Uh, aku jadi pengen honeymoon di sana :'|

Inilah tempatnya :')
hihihih aku kayak orang Korea yak? :3
Oh iya, namanya Bedugul Wana Villas ._.
Bagus, yak? Kayak dermaga-nya Lima Sekawan gituh.
Terus abis itu kita balik ke bis, deh. Udah, sekian petualangan di Bedugul Lake. Sekarang, destination kedua, JOGER!


2nd Tour: Teman Joger

Jadi teman Joger itu semacam cabangnya Joger. Kepanjangannya Tempat Nyaman kali ya?Emang nyaman sih, soalnya yang ini lebih luas dari Joger di Kuta. Letaknya di Desa Luwus (abis Googling, ini). Tapi tetep aja yang namanya Joger selalu penuh -_- Di Joger ini aku males beli apa-apa. Tapi aku nemenin Hanindha Pradipa dan Bella Nugraheni. Setia kan, aku?

Di dalem beneran aku males beli apa-apa. Soalnya di rumah juga banyak baju Joger. Di dalem Joger aku juga bertemu Mentok yang bertanya, "Anak-anak mana?". Hening. Sejak kapan aku punya anak sama dia ._.
Aku juga ketemu Diafa yang mau beliin oleh-oleh buat pacarnya :3 Ahihihi so sweet yah, Diafa? ;) Ketemu Aziz juga, tapi dia langsung manyun-manyun gitu liat aku :'O Aku juga sempat hilang dan terpisah dari Nindha.

Waktu mau bayar belanjaannya Nindha lewat Maudy, terjadi kekacauan. Maudy nggak tahu kalau per orang maksimal itu dua belas potong -_- Jadi aku ikut ngantri deh -__- Aku teman yang baik kan -_-

Setelah panas-panasan di dalem Joger, aku memutuskan untuk sholat O:-) Di sini mau wudhu kudu bayar. Dan yang jaga tempat wudhu itu anak kecil yang kulitnya coklat dan matanya coklat. Iyah, matanya coklat banget. Kayak punya Diafa :O Adeknya manis banget, sayang genit setengah mati -_-

Setelah sholat, aku makan siang di rumah makan sebelah Joger. Kita ke Joger sekalian makan siang gitu ceritanya. Abis makan, aku pipis dulu, soalnya kebelet. Abis itu balik ke bis. Di bis aku ketemu Siregar yang somplak sekali karena nggak tahu di Joger itu sambil makan siang -_-

Lalu bis pergi, seiring dengan teriakan kelaparan dari perutnya Siregar, menuju ke tujuan selanjutnya...


3rd Destination: Karang Kurnia

Sebetulnya habis dari Joger mau ke Kuta, cuma waktunya nggak cukup. Jadilah kita ke Karang Kurnia. Itu tempat oleh-oleh. Salah gaul nggak sih, abis ke Joger malah ke Karang Kurnia?

Nah, aku belanjanya di Karang Kurnia ini. Murah, sih. Aku beli baju barong buat aku, celana pendek buat adekku, kaos buat ayahku, sama daster buat ibuku.

Ada sebuah kejadian di Karang Kurnia ini yang nggak akan aku lupakan seumur hidupku :O Ini terjadi ketika aku lagi galau memilih kaos barong warna biru tua atau pink. Tiba-tiba si Mentok entah muncul dari mana (kayaknya sih, dia pake kagebunshin no jutsu, soalnya di mana-mana nongol), berdiri di depanku dan ngambil kaos barong pink dari tanganku. Terus dia ngepas-ngepasin tuh baju pink di badannya.

Mentok: "Kira-kira, aku cocok nggak, pake beginian?"
Anggita: *bengong* "Cocok, kali. Apalagi kamu pake bandomu, tuh. Gaul abis, Tok."
Mentok: "Ogah, ah, emang aku cowok apaan," (ngembaliin baju dengan gaya ngondek, terus pergi)
Anggita: *makin bengong*
Ini orang ketempelan dedemit mana sih -_-

Setelah itu berhubung aku udah capek, aku balik ke bis. Di bis aku ngelipet-ngelipet belanjaan. Dan kata Pak Pri aku cocok jadi pedagang karena pandai melipat :'|

Diiringi oleh teriakan seluruh ototku yang kecapekan minta diistirahatkan, bis pun berlalu dari Karang Kurnia.


Akhirnya, Kasur!

Hore, kita sampai hotel! Kita sampai di hotel!

Hotelnya bagus, loh. Namanya Hotel Dewa Bhrata. Ada kolam renangnya. Aku dapet kamar nomor... delapan kali, ye? Bareng Bella, Ramal, Mpus, sama Hemas. Abis naruh barang-barang, aku makan. Di ruang makan itu sumpah kayak sauna. Nggak kuat -_- Jadi aku makan di luar gituh. Makan di luar juga tak kalah menantang. Kita disuguhi pemandangan anak-anak cowok Trappsila 013 yang renang cuma pake bokser doang. Ya bener sih pakai bokser, masa mau renang pakai seragam pramuka -_-

Dan kalian harus tahu, waktu aku makan itu ada tikus lewat. Jadi aku teriak-teriak dan langsung ke kamar. Abis itu aku tidur, soalnya capek -_-


***

Sekian dulu post-nya, besok aku lanjutin lagi. Ahihihi. Ciao~ :*

You May Also Like

3 komentar

  1. hehe kamu kenapa gak ngasih aku makan waktu itu? -_- tau aku kelaparan

    BalasHapus
  2. cara penulisan nya bagus nya, menarik buat dibaca :D
    good job :D

    BalasHapus